Pendapat Bambang merespons anggapan para pencinta sepak bola bahwa Timnas Islandia bisa menembus Piala Dunia meski hanya memiliki sekitar 334 ribu penduduk. Hal ini dianggap jadi pukulan telak bagi Indonesia yang memiliki populasi lebih dari 260 juta penduduk namun kesulitan bersaing.
"Saya pikir orang-orang sah-sah saja berkomentar apapun. Namun dalam membandingkan jumlah penduduk dan prestasi saya pikir tak bisa seperti itu," kata Bambang kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon pada Rabu (10/1) sore.Bambang menilai anggapan itu tidak tepat karena banyak negara dengan populasi besar lainnya yang juga masih kesulitan berprestasi di dunia sepak bola.
"China banyak penduduknya, tapi apakah juara dunia? Juara Asia saja susah."
"India juga berapa banyak penduduknya? Apakah dia berprestasi? Tidak juga. Jadi jawabannya bagaimana sebuah negara mempersiapkan sebuah tim olahraga dengan serius dan federasi dan pemerintah harus kerja keras. Tanpa itu, jangan bicara jumlah penduduk," kata Bambang.
|
"Jadi bukan itu masalahnya. Masalahnya apakah kita sudah bina olahraga yang benar? Apakah semua mendukug peningkatan kualitas pelatih? Lapangan? Kompetisi yang berjenjang?" ucap Bambang.
"Karena seingat saya, zaman saya main dulu, sebuah klub harus punya lapangan latihan dan pembinaan juga. Ini salah satu syarat di Galatama dulu. Sekarang kan klub beli sana-sini, pembinaan tidak ada. Inilah kalau sepak bola bermunculan di mana-mana," ucapnya menegaskan. (ptr) Baca Kelanjutannya 'Islandia Jadi Contoh Prestasi Tak Identik dengan Populasi' : http://ift.tt/2COHiDBBagikan Berita Ini
0 Response to "'Islandia Jadi Contoh Prestasi Tak Identik dengan Populasi'"
Post a Comment