Search

Dinamit Merusak Pesta dan Nostalgia Peru

Jakarta, CNN Indonesia -- Denmark meraih tiga poin atas Peru, negara yang kembali ke Piala Dunia setelah 36 tahun absen di Piala Dunia

Pesta Peru merayakan keberhasilan menjadi salah satu kontestan putaran final Piala Dunia berlangsung sesaat setelah anak asuh Ricardo Gareca memastikan kemenangan atas Selandia Baru dalam laga play-off kualifikasi Piala Dunia 2018 pada 16 November 2017.

Spanyol 1982 adalah kali terakhir Peru tampil sebagai peserta putaran final Piala Dunia sebelum turut serta di Rusia 2018.

Penantian sepanjang 36 tahun menjadi ambisi Los Incas meraih prestasi di kejuaraan penuh gengsi.
Christian Cueva gagal melesakkan gol dari titik putih ke gawang Denmark.Christian Cueva gagal mencetak gol dari titik putih ketika Peru menghadapi Denmark. (REUTERS/Max Rossi)
Gairah akan kejayaan begitu tergambar dalam menit-menit awal pertandingan melawan Denmark. Jefferson Farfan dan kawan-kawan tampil agresif sejak peluit tanda mulai pertandingan dibunyikan.

Silih berganti Farfan, Edison Flores, Christian Cueva, dan Andre Carillo mencoba menaklukkan Kasper Schmeichel yang ada di bawah mistar gawang Denmark.

Pergerakan individu, kecepatan para pemain, dan kerja sama tim di awal babak pertama benar-benar merepotkan barisan pertahanan Denmark.

Konsistensi Peru menekan pertahanan Denmark hanya bertahan hingga pertengahan babak pertama. Selepas menit ke-25 Peru mulai kesulitan menciptakan peluang seiring kemampuan Denmark mengorganisasi serangan.

Kasper Schmeichel menjadi salah satu penghalang Peru mencetak gol ke gawang Denmark.Kasper Schmeichel menjadi salah satu penghalang Peru mencetak gol ke gawang Denmark. (REUTERS/Marcos Brindicci)
Jika harus menunjuk biang keladi kekalahan Peru, sepertinya kegagalan penalti Cueva di pengujung babak pertama adalah nomine utama.

Di babak kedua Peru tidak menunjukkan tanda-tanda menurunkan intensitas serangan, sementara Denmark juga tidak ingin kehilangan momen mencetak gol.

Keinginan kedua kesebelasan mencetak gol menjadikan laga berjalan lebih hidup.

Dinamit Merusak Pesta dan Nostalgia Peru
Gol Yusuf Yurary Poulsen dan sorak sorai tim dan fan Denmark bisa jadi menjadi lonceng yang membangunkan Peru dari mimpi meraih kesuksesan di Piala Dunia 2018.

Upaya bangkit Peru terlihat jelas setelah Gareca memasukkan penyerang kawakan, Paolo Guerrero. Tapi peluang demi peluang hingga menit ke-90 tak mampu dikonversi menjadi gol.

Kekalahan dari tim Dinamit merusak perayaan Peru yang sudah lebih dari tiga dekade tidak turut berpartisipasi di Piala Dunia.

Kehilangan poin di laga awal juga mengingatkan Peru akan catatan minor mereka di Piala Dunia. Dari empat kali tampil di pesta sepak bola dunia, Peru dua kali (Piala Dunia 1930 dan 1982) terpaku di putaran pertama atau fase grup.

Tapi masih ada dua laga lagi yang membuat timnas Peru saat ini bisa meraih prestasi seperti di Meksiko 1970 dan Argentina 1978 ketika mampu melaju hingga perempat final dan putaran kedua. (har)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutannya Dinamit Merusak Pesta dan Nostalgia Peru : https://ift.tt/2HTLrbm

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Dinamit Merusak Pesta dan Nostalgia Peru"

Post a Comment

Powered by Blogger.