Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Imam Nahrawi, mencanangkan serangkaian solusi untuk mengatasi pelbagai masalah tersebut.
"Pertama soal pendanaan, mendatang memang harus ada fleksibilitas pengelolaan anggaran. Selagi bertumpu pada APBN, maka harus betul-betul menyesuaikan dengan administrasi keuangan yang ada," kata Imam di Wisma Kemenpora, Selasa (19/9).
"Untuk jangka panjang, masing-masing cabor akan diputuskan untuk punya bapak asuh dan media partner."
Eki Febri Ekawati peraih medali emas di nomor tolak peluru putri SEA Games 2017 sempat mengalami keterlambatan pembayaran akomodasi. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
|
Terkait dengan prestasi, Imam ingin Indonesia lebih gencar mengirimkan atlet ke luat negeri untuk uji coba ataupun pemusatan latihan. Pelaksanaan uji coba di luar negeri pun menurutnya tidak boleh hanya sebulan, tapi minimal enam bulan.
Indonesia hanya mampu bertengger di peringkat ke-5 SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
|
Imam juga berharap setiap PB mengusung target yang realistis. Selain itu, ia bermimpi kegiatan olahraga Indonesia dapat berpusat di Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON) kawasan Cibubur.
"Saya ingin menjadikan RSON di kawasan Cibubur nanti menjadi kantor [Satlak] Prima. Seluruh rekam medis atlet, pemanfaatan sport science, tes fisik, psikologi, dan sebagainya itu dipusatkan di sana," ucap Imam. </span> (bac)
Baca Kelanjutannya Solusi Olahraga Indonesia Ala Menpora : http://ift.tt/2ynq1zKBagikan Berita Ini
0 Response to "Solusi Olahraga Indonesia Ala Menpora"
Post a Comment