Muhito dengan cuek berdiri di tengah ratusan penonton Haornas 2017 sambil membawa bingkai foto Bung Karno di dadanya. Pria berusia 64 tahun itu datang dari Gunung Kuli, tepatnya di Desa Karangampel, Kelurahan Tamperwetan, Kecamatan Candimulyo.
Lokasi tempat tinggalnya itu berjarak lebih dari 10 kilometer, namun hal itu tak menyurutkan Muhito datang ke Haornas 2017 menggunakan sepeda ontel. Kakinya tak beralas alias 'nyeker'.
Dengan topi petani merah-putih, ia mengenakan kemeja SPBU berwarna biru dengan lambang Koperasi Indonesia di lengan kiri. Di punggungnya, dia membawa bambu runcing dengan panjang sekitar satu meter.
|
Muhito mengaku pertama kali tahu ada acara peringatan Haornas 2017 lewat radio. Dia kemudian menanyakan kepada pihak kepolisian setempat tentang kepastian acara tersebut.
|
Ia mengaku sudah terbiasa berpergian dengan telanjang kaki. Muhito datang ke Stadion dr. H. Moch Soebroto sendirian karena istrinya berada di rumah untuk menyiapkan makanan.
"Bikin gula, bikin masakan. Sepulang dari acara ini saya akan manjat pohon kelapa untuk bikin gula merah di rumah," ujar pria yang memiliki lima anak dan empat cucu itu.
Lebih lanjut, Muhito berharap agar olahraga di Indonesia bisa terus berjaya. Dia juga ingin agar persatuan dan kesatuan di Indonesia terus dijaga.
"NKRI harga mati, rukun seluruh warga negara Indonesia. Tidak pandang agama apapun," ucap Muhito. </span> (ptr/har)
Baca Kelanjutannya Penggemar Fanatik Bung Karno Ramaikan Peringatan Haornas 2017 : http://ift.tt/2eWlNdwBagikan Berita Ini
0 Response to "Penggemar Fanatik Bung Karno Ramaikan Peringatan Haornas 2017"
Post a Comment