Tak hanya soal faktor prestasi, pemecatan pelatih juga bisa berdasarkan regulasi ketat dari operator kompetisi Liga 1. Mereka mewajibkan setiap peracik strategi harus mengantongi isensi A AFC atau selevelnya.
1. Angel Alfredo Vera (Persipura Jayapura)
Pria asal Argentina ini menjadi pelatih paling nahas. Persipura terpaksa memutus kontraknya beberapa hari sebelum Liga 1 bergulir.
|
Lisensi A dari Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) miliknya dianggap tidak selevel dengan A AFC. Manajemen Persipura pun terpaksa menunjuk Liestiadi sebagai penggantinya.
2. Hans-Peter Schaller (Bali United)
Mantan asisten pelatih Timnas Indonesia era Alfred Riedl ini masuk ke Bali untuk menggantikan posisi Indra Sjafri yang ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia U-19.
Dua kekalahan di awal kompetisi atas menjadi malapetaka buat Schaller. Meski sukses meraih kemenangan atas Persela Lamongan di pekan ketiga, namun nasib Schaller tak tertolong.
|
3. Timo Scheunemann (Persiba Balikpapan)
Sempat absen sebagai pelatih profesional sejak 2011, Timo menerima pinangan Persib Balikpapan di kompetisi kasta tertinggi di Tanah Air. Namun, kariernya langsung anjlok.
Di tangan Timo, Persiba menuai tiga kekalahan beruntun di awal liga. Kekalahan 0-1 dari Arema di Stadion Gajayana pada 5 Mei 2017 menjadi hari terakhirnya bekerja di skuat "Beruang Madu".
Usai pertandingan, Timo, yang baru empat bulan melatih Persiba menyatakan mundur dari kursi pelatihan. Posisi pelatih sementara diisi oleh assistennya, Bambang Suhendro, sebelum Milomir Seslija ditunjuk sebagai penggantinya.
4. Laurent Hatton (PS TNI)
Berbeda dari tiga kasus di atas, pemecatan Laurent Hatton dari kursi pelatih PS TNI terbilang misterius. Bak disambar petir dari langit, pelatih asal Inggris tersebut dipecat saat liga baru berjalan tiga laga.
PS TNI di bawah arahan Hatton belum menderita kekalahan. Abduh Lestaluhu dan kawan-kawan bahkan sukses menahan imbang dua tim besar, Persib Bandung dan Borneo FC, di awal-awal kompetisi.
|
Entah apa alasan sesungguhnya, pihak klub akhirnya mendatangkan pelatih kawakan di Liga Indonesia, Ivan Kolev. Sejauh ini Kolev yang pernah menangani Timnas Indonesia itu cukup berhasil menjaga pamor PS TNI sebagai klub yang disegani di Liga 1.
5. Yusack Sutanto
Perseru Serui adalah klub Liga 1 yang sebelumnya jauh dari ingar-bingar pemberitaan. Kabar mengejutkan muncul di pekan ke-10 ketika mereka menggantikan pelatih Yusack Suanto dengan Agus Yuwono.
Yusack dianggap gagal memanfaatkan potensi pemain Perseru. Klub berjulukan Si Hitam Jingga hingga kini belum mampu keluar dari zona degradasi atau berada di posisi ke-16 klasemen sementara.
6. Liestiadi (Persipura Jayapura)
Meski bertabur pemain bertalenta, Liestiadi gagal mendongkrak performa Persipura. Di bawah kendali Liestiadi, permainan agresif Persipura jarang terlihat.
Puncak kegagalan Liestiadi terjadi di dua laga terakhir masa jabatannya. Setelah dipermalukan PSM dengan skor 5-1, Persipura kemudian harus menanggung kekalahan 0-2 di markas Madura United.
|
Tim berjuluk Mutiara Hitam seakan berjodoh dengan pelatih-pelatih asal Brasil. Mereka berhasil bangkit dan berhasil melesat ke posisi kedua klasemen di akhir putaran pertama Liga 1.
7. Oswaldo Lessa (Sriwijaya)
Lessa dipecat tak lama setelah Sriwijaya FC menelan kekalahan dari Persija Jakarta dengan skor 0-1 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, 6 Juni lalu.
Sebelumnya, pelatih asal Brasil tersebut direkrut melatih Sriwijaya menggantikan Widodo Cahyono Putro untuk mengarungi kompetisi Liga 1.
Untuk sementara, klub berjulukan Laskar Wong Kito itu ditangani oleh asisten pelatih Hartono Ruslan.
8. Djadjang Nurdjaman (Persib Bandung)
Djadjang Nurdjaman akhirnya resmi mengundurkan diri dari kursi pelatih Persib Bandung pada 15 Juli. Sebulan sebelumnya ia sempat menyatakan mundur, namun maish ditahan oleh pihak klub.
|
Pelatih yang akrab disapa Djanur itu mengaku kecewa lantaran tidak bisa mendongkrak penampilan Persib hingga menyelesaikan laga ke-15 kompetisi Liga 1. Jabatannya untuk sementara dipegang sang asisten, Herrie Setyawan.
9. Dragan Djukanovic (Borneo FC)
Borneo memutus kontrak Djukanovic sehari setelah Borneo mengalahkan Mitra Kukar 1-0 di Stadion Segiri, Samarinda, 11 Juli 2017.
Tugas Djukanovic digantikan oleh asistennya, Ricky Nelson. Pelatih asal Montenegro tersebut dianggap tak sesuai dengan ekspektasi dan kerap melakukan protes keras kepada wasit.
10. Aji Santoso (Arema FC)
Aji Santoso menjadi korban terakhir di Liga 1. Meski lagi-lagi diklaim mundur dengan sukarela, namun keputusan tersebut diambil setelah bertemu dengan manajemen Arema, Senin (31/7).
|
Dengan materi pemain yang cukup ideal, Aji dianggap gagal membawa Arema ke papan atas. Sejauh ini klub kebanggaan Aremania itu bercokol di posisi ketujuh dengan torehan 26 poin. (bac)
Baca Kelanjutannya Pelatih yang Jadi Korban Kerasnya Putaran Pertama Liga 1 : http://ift.tt/2wd5oECBagikan Berita Ini
0 Response to "Pelatih yang Jadi Korban Kerasnya Putaran Pertama Liga 1"
Post a Comment