Banu merupakan korban kerusuhan suporter usai pertandingan Persita melawan PSMS Medan di Stadion Mini Cibinong, Bogor, Rabu (11/10). Edy menyampaikan pihaknya masih mengumpulkan fakta sebenarnya di lapangan.
"Di mana anak itu jatuh, belum bisa didapatkan. Ini yang sedang ditelusuri," kata Edy yang juga menjabat Pangkostrad kepada media di Wisma Kemenpora, Jakarta, Senin (16/10).Edy tak masalah jika prajurit TNI dijadikan objek investigasi. Ia juga bersedia bila publik menginginkan proses investigasi dilakukan secara terbuka.
"Apakah pernah tertutup? Di TNI saja terbuka, jadi ini pasti terbuka dong. Kejadiannya saja di muka umum," ucap Edy.
"Mohon maaf, jangan sudutkan TNI. Saya TNI, tapi persoalannya bukan hanya melibatkan TNI. Kejadian ini kan bukan hanya melibatkan TNI," ucapnya menambahkan.
Kerusuhan usai pertandingan Persita melawan PSMS pada lanjutan Liga 2 juga melibatkan puluhan prajurit TNI yang menjadi pendukung PSMS. Dalam video yang tersebar luas tampak jelas terlihat puluhan prajurit TNI itu terlibat kerusuhan.
"Hanya kebetulan, TNI jadi suporter saat itu. TNI itu kan punya jam olahraga. Mereka datang ke sana pakai pakaian olahraga," ujar Edy."Apakah tak boleh TNI seperti itu? Namun demikian, saya selaku Pangkostrad akan melarang prajurit Kostrad bertindak sebagai suporter yang bersifat kolektif. Jelas?" terangnya. (jun)
Baca Kelanjutannya Ketum PSSI: Jangan Sudutkan TNI : http://ift.tt/2kQhpPeBagikan Berita Ini
0 Response to "Ketum PSSI: Jangan Sudutkan TNI"
Post a Comment