Selain Bali United, PS TNI dan Persib Bandung juga tidak termasuk dalam Kelompok 15. Ketiganya beralasan tidak mendapat undangan dari kelompok yang melakukan protes terhadap PT LIB.
Pemilik Bali United Pieter Tanuri menilai ancaman mundur dari kompetisi adalah keputusan yang tidak bijak diambil oleh klub-klub yang mengatasnamakan Forum Komunikasi Klub Sepak Bola Profesional Indonesia.Pieter menyarankan Kelompok 15 harus lebih dulu berdialog secara internal dengan PT LIB dan PSSI.
|
Alasan tidak adanya undangnya Bali United pada pertemuan itu juga dipertanyakan Pieter. "Kami ini tidak dianggap atau seperti apa? Kami sendiri juga tidak mengerti," ungkapnya.
Lebih lanjut Pieter mengatakan, adanya gerakan ini justru bisa berdampak buruk pada suasana kondusif yang saat ini tengah dibangun. Ia khawatir gerakan ini dapat memecah belah persatuan sepak bola Tanah Air.
"Sebaiknya diadakan pertemuan secara baik-baik, undang PT LIB, undang PSSI nya. Jangan seperti ini. Kami posisinya menunggu undangan, karena kalau kami mau tanya ke siapa? Pencetus ini saja kami tidak tahu. Siapapun itu, mereka yang harus menghubungi kami," beber Pieter.
|
Bahkan mereka menyebut, sejak awal surat perjanjian yang ditandatangani peserta kompetisi tidak dikembalikan lagi ke klub.
"Menurut saya, roda kompetisi jauh lebih baik saat ini. Itu terlihat dari jumlah subsidi komersial yang naik dari 1-2 miliar menjadi 7,5 miliar per klub per musim. Seharusnya bisa ditanyakan baik-baik bukan berarti tidak transparan," tutur Pieter.Pieter berharap klub-klub Liga 1 lebih bersabar untuk menjalani semusim penuh Liga 1 2017. Segala evaluasi dan tuntutan pembenahan bisa disampaikan setelah kompetisi berakhir. (jun)
Baca Kelanjutannya Bali United Sebut Pencetus 'Kelompok 15' Tak Bijaksana : http://ift.tt/2gbtF8wBagikan Berita Ini
0 Response to "Bali United Sebut Pencetus 'Kelompok 15' Tak Bijaksana"
Post a Comment