Blazer pernah menjabat sekretaris jenderal CONCACAF dan Wakil Presiden Eksekutif Federasi Sepak Bola Amerika Serikat. Ia mengaku bersalah atas kasus penggelapan pajak, konspirasi pemerasan, dan pencucian uang pada 2013.
Kariernya di FIFA pun berakhir pada 2015. Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional memberikan sanksi larangan beraktivitas di dunia sepak bola di tahun yang sama.
Blazer kemudian membuat kesepakatan dengan FBI untuk membantunya lolos dari segala tuduhan. Ia menjadi mata-mata untuk membongkar kasus korupsi di FIFA beberapa tahun terakhir.
|
Amerika Serikat diklaim punya kepentingan karena kalah dalam bidding tuan rumah Piala Dunia 2022. Diduga, Mohammed bin Hammam melakukan politik uang sehingga Qatar terpilih.
Tepatnya pada 27 Mei 2015, Kepolisian Swiss menangkap enam anggota Komite Eksekutif FIFA di Hotel Baur au Lac, Zurich. Penangkapan dilakukan ketika Kongres FIFA berjalan dua hari di lokasi yang sama.
|
Selanjutnya, FIFA menggelar Kongres Luar biasa dan Gianni Infantino terpilih sebagai presiden usai mengalahkan tiga kandidat lain dalam pemungutan suara.
Meski sempat dikucilkan dari sepak bola karena terlibat kasus korupsi FIFA, Blazer pun turut andil membersihkan organisasi sepak bola dunia tersebut.
"Kami benar-benar sedih atas meninggalnya klien dan sahabat kami, Chuck Blazer," kata pengacaranya, Eric Corngold dan Mary Mulligan, seperti dilansir BBC.
"Dia telah melakukan kesalahan, namun dia telah menerima tanggung jawab penuh. Seharusnya hal itu tidak menghilangkan dampak positif pada sepak bola internasional." (jun)
Baca Kelanjutannya Informan Korupsi FIFA Tutup Usia : http://ift.tt/2tLuXydBagikan Berita Ini
0 Response to "Informan Korupsi FIFA Tutup Usia"
Post a Comment