Pengetahuan luas soal taktik dan strategi bukan segalanya. Tapi, pelatih berkarisma juga bisa meraih sederet gelar juara. Seorang Zinedine Zidane membuktikan hal itu bersama Real Madrid.
Mungkin tak ada yang benar-benar menyangka karier kepelatihan Zidane bisa meroket secepat kilat. Mengawali tugas sebagi pelatih dadakan Los Blancos setelah Rafael Benitez dipecat di tengah jalan pada 2016, Zidane justru menjelma bak dewa penyelamat.Zidane berhasil mempersembahkan gelar juara Liga Champions di musim pertamanya. Kala itu, masih banyak yang menuding Zidane hanya dinaungi dewi fortuna. Tapi, nada sumbang perlahan sirna ketika Zizou -sapaan karib Zidane- berhasil mengawinkan trofi Liga Champions dan La Liga bagi Real Madrid di musim berikutnya.
![]() |
Nama besar Zidane sebagai legenda Juventus dan Real Madrid mampu mengikis ego sederet pemain bintang Real Madrid. Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, dan Gareth Bale pun bertekuk lutut dibuatnya. Ketiganya pernah mencicipi bangku cadangan.
Jiwa kepemimpinan Zidane yang sudah melekat sejak masih aktif bermain mampu menjaga keseimbangan tim sebesar Madrid bersama deretan pemain bintangnya yang memiliki ego tinggi.
Harmonisasi Ruang Ganti
Zidane paling ogah disebut ahli strategi. Namun, ia tak segan membeberkan kunci keberhasilannya adalah menjaga harmonisasi di ruang ganti pemain.
Selama 18 tahun menjalani karier sebagai pesepak bola profesional, Zidane mengaku sudah banyak bertemu dengan pelatih hebat serta pemain bintang yang memiliki ego. Pengalaman tersebut menempanya memahami psikologis pemain.
![]() |
"Saya bukan pelatih terbaik, juga bukan juru taktik terbaik. Tapi, saya memiliki sesuatu hal lain, yaitu hasrat dan gairah. Itu yang lebih bernilai," sambungnya.
Gejolak di ruang ganti memang amat mempengaruhi gairah sebuah tim. Terlebih saat menghadapi situasi tertinggal di babak pertama. Tak jarang terjadi perdebatan besar antarpemain. Di sinilah karisma Zidane berperan penting untuk mendinginkan suasana dan melecut rasa optimistis hingga peluit panjang dibunyikan.
Hal ini terbukti ketika Madrid menghadapi situasi genting lawan Juventus di leg kedua perempat final yang dimainkan di Santiago Bernabeu. Sempat unggul 3-0 di Turin, El Real nyaris dikalahkan Juventus di leg kedua.
Juventus unggul 3-0 lebih dulu di leg kedua. Namun, keputusan Zidane menurunkan Lucas Vazquez di babak kedua menjadi kunci kemenangan Real Madrid. Pergerakan berbahaya Vazquez terpaksa dilanggar di kotak terlarang yang berujung penalti. Ronaldo yang ditunjuk sebagai eksekutor berhasil menunaikan tugasnya. Real Madrid pun melaju ke semifinal dengan agregat 4-3.
![]() |
Kepemimpinan Zidane bakal kembali diuji di laga final Liga Champions kontra Liverpool yang akan dihelat di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Sabtu (26/5) waktu setempat.
Zidane, si pelatih yang masih hijau pengalaman itu berpeluang mencatat rekor sebagai satu-satunya pelatih yang mampu memenangi tiga gelar Liga Champions secara beruntun.Jika Real Madrid juara di Kiev, maka Zidane sukses melampaui pencapaian para ahli strategi macam Arrigo Sacchi, Alex Ferguson, Pep Guardiola, dan Jose Mourinho yang sudah mengoleksi dua trofi Liga Champions. (sry)
Baca Kelanjutannya Karisma Zidane di Balik Sukses Real Madrid : https://ift.tt/2IL6mmfBagikan Berita Ini
0 Response to "Karisma Zidane di Balik Sukses Real Madrid"
Post a Comment