Search

Pedagang Sebut Suporter Indonesia Tak Lagi Menjarah

Jakarta, CNN Indonesia -- Perilaku suporter sepak bola Indonesia sudah berubah. Penonton sepak bola Indonesia tidak lagi suka menjarah. Terutama mengambil barang jualan milik pedagang asongan. Hal itu diungkapkan para pedagang yang berjualan di sekitar Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (17/2) siang.

Karena perubahan sikap itu, pedagang pun menerima dampak positifnya. Barang dagangan pun kini cepat terjual, dengan keuntungan yang meningkat. Mereka senang bisa berpartisipasi dengan berdagang di acara turnamen Piala Presiden 2018.

Dalam turnamen pramusim ini, panitia penyelenggara memang melibatkan para pedagang asongan. Itu terlihat dari adanya pengumuman jumlah pendapatan dan jumlah pedagang pada setiap menit ke-75.

"Alhamdulillah, yang kepanasan cari riket, haus, beli minuman. Saat ini juga sudah tidak ada suporter yang ambil dagangan," ujar Jaja Kuswara, salah satu pedagang di SUGBK.

"Kalau dulu, Bonek suka ambil dagangan minuman cuma-cuma. Demikian juga The Jakmania. Tapi kalau suporter Bobotoh, tidak pernah," ujarnya melanjutkan.

Pedagang asongan kini bisa berjualan dengan lebih tenang di sekitar SUGBK.Pedagang asongan kini bisa berjualan dengan lebih tenang di sekitar SUGBK. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama)
Pedagang lainnya, Entis Sutisna (40), yang berjualan minuman dengan gerobak mengaku tidak ingin kelewatan berjualan di gelaran puncak turnamen pramusim edisi ketiga tersebut. Dia jauh-jauh datang ke Senayan dari tempatnya biasa berjualan di Slipi.

"Biasanya saya dagang di depan DPR. Kalau ada acara, baru ke sini (SUGBK)," kata Entis kepada CNNIndonesia.com .

Minuman botol yang dijual Entis seharga Rp 5.000 hingga Rp 6.000. Biasanya, dagangan Entis hanya laku Rp300 sampai Rp400 ribuan dalam sehari. Namun jika ada acara seperti final Piala Presiden, dagangannya bosa laku hingha Rp900 ribuan dalam sehari.

Pedagang memilih berjualan di pinggir jalan utama di sekitar SUGBK karena banyak pembelinya.Pedagang memilih berjualan di pinggir jalan utama di sekitar SUGBK karena banyak pembelinya. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama)
"Biasanya saya berjualan hanya mebawa empat sampai lima dus minuman saja. Sekarang, saya bawa 10 dus dan biasanya habis. Pendapatan saya meningkat pesat, senang ada pelarian untuk berjualan di sini," ucap Entis.

"Yang penting bebas dan tidak diusir. Kami juga bisa untuk berjualan, asal tidak pakai gerobak. Dan kalau di dalam, setengah jam dagangan sudah habis," ucapnya menambahkan.

Selain Entis dan Jaja, final Piala Presiden 2018 juga jadi magnet bagi pedagang dari Kuningan.

Penjual rujak asal Tegal, Wahidin (42), rela berjalan kaki sambil mendorong gerobaknya kurang lebih 3 kilometer untuk mencari keuntungan berlimpah. Satu porsi rujak ia hargai Rp15 ribu.

"Baru pertama kali ke sini, sebelumnya malas saja ke sini. Lama-lama saya penasaran saja seperti apa berjualan di sini, semoga laris," ujar laki-laki yang sudah merantau di Jakarta sekitar 15 tahun ini. (bac)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutannya Pedagang Sebut Suporter Indonesia Tak Lagi Menjarah : http://ift.tt/2szYZGm

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pedagang Sebut Suporter Indonesia Tak Lagi Menjarah"

Post a Comment

Powered by Blogger.