Search

Kekalahan dari Korsel, Alarm Bahaya Timnas Indonesia U-19

Jakarta, CNN Indonesia -- Kekalahan telak 0-4 dari Korea Selatan U-19 jadi alarm bahaya bagi Timnas Indonesia U-19. Hasil ini menunjukkan Garuda Nusantara masih belum siap menghadapi lawan yang di atas kertas berada satu level di atasnya.

Skuat arahan Indra Sjafri yang menggila di dua laga sebelumnya, yakni menang 5-0 atas Brunei Darussalam dan Timor Leste, kini justru tak berkutik lawan Korsel.

Permainan kolektif lini depan Indonesia tak berjalan di areal pertahanan lawan. Trisula maut Indonesia; Egy Maulana Vikri, Hanis Saghara, dan Saddil Ramdani kesulitan untuk mengembangkan permainan dan jarang menciptakan peluang berbahaya.

Hanis Saghara yang diplot sebagai ujung tombak, jarang mendapat pasokan dari lini tengah yang dikuasai Korsel. Praktis, Indonesia lebih banyak mengandalkan serangan balik dengan skema bola panjang.

Egy Maulana Vikri kesulitan untuk menembus area pertahanan Korea Selatan.Egy Maulana Vikri kesulitan untuk menembus area pertahanan Korea Selatan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Egy Maulana yang terkenal piawai menusuk ke jantung pertahanan lawan dengan kemampuan olah bola yang ciamik, juga dibuat tak berkutik.

Segala upaya Egy untuk menembus areal kotak penalti mampu diredam. Pergerakan pemain yang disebut-sebut diminati klub La Liga Spanyol itu kerap terhenti sebelum mendekati kotak penalti.

Lini belakang Korsel bahkan tak segan menjatuhkan Egy jika tengah menguasai bola. Ini dilakukan untuk memutus serangan Indonesia yang memang sejauh ini lebih dibebankan ke pundaknya.

Adapun barisan gelandang Indonesia yang dihuni M Luthfi Kamal, M Iqbal, dan Syahrian Abimanyu sejak menit awal, lebih banyak sibuk membantu pertahanan.

Ketiganya kesulitan mendistribusikan bola ke depan karena pressing ketat yang diperagakan Korsel. Alhasil, jarang sekali umpan matang yang bisa dialirkan ke lini depan Indonesia.

Permainan tergesa-gesa yang ditunjukkan para pemain belakang juga menjadi pembuka celah bagi barisan penyerang tim 'Setan Merah'. Ini membuat para pemain Korsel leluasa mengeksploitasi sektor sayap pertahanan Indonesia.

Selain mendominasi penguasaan bola sebanyak 56 persen, mental dan kolektivitas Taeguk Warriors junior juga tampak lebih menonjol dari anak-anak Indonesia.

Alhasil, kiper Muhammad Aqil Savik dipaksa memungut bola empat kali dari gawangnya akibat sepasang gol yang dicetak Um Wong-son dan masing-masing satu gol dari Oh Sehun dan Lee Jaeik.

Lini tengah Indonesia U-19 tak mampu mengalirkan bola dengan leluasa melawan Korea Selatan.Lini tengah Indonesia U-19 tak mampu mengalirkan bola dengan leluasa melawan Korea Selatan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Korsel juga tercatat sukses mencatat enam on target dari total 16 tembakan yang dilesakkan. Di mana empat di antaranya berbuah gol. Sementara Indonesia hanya menghasilkan dua on target dari enam tembakan.

Statistik tersebut menunjukkan kualitas Indonesia saat ini masih berada di bawah Korsel. Namun, masih ada waktu bagi Indra Sjafri untuk membenahi kekurangan skuatnya hingga Oktober 2018.

Selanjutnya, Indonesia bakal menghadapi Malaysia, Senin (6/11). Ini menjadi ujian kedua Indonesia melawan tim yang bisa dibilang punya kekuatan selevel.

Kekalahan telak dari Korsel ini menjadi pil pahit sekaligus alarm bahaya bagi pasukan Garuda Nusantara yang sebelumnya termakan euforia kemenangan atas tim gurem model Brunei Darussalam dan Timor Leste. (jun)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutannya Kekalahan dari Korsel, Alarm Bahaya Timnas Indonesia U-19 : http://ift.tt/2hEBp3i

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kekalahan dari Korsel, Alarm Bahaya Timnas Indonesia U-19"

Post a Comment

Powered by Blogger.