Sebelumnya, panitia pelaksana (panpel) Persib Bandung dikabarkan kembali terancam denda dari Komdis PSSI. Itu lantaran koreografi bertuliskan Save Rohingya saat Persib melawan Semen Padang di Stadion Si Jalak Harupat, Sabtu (9/9).
Kendati bermaksud baik, namun CEO PT Liga Indonesia Baru (LIB) Risa Adiwijaya mengimbau seluruh suporter sepak bola tidak mencampur urusan dukungan sepak bola dan isu SARA (Suku Ras, Agama dan Antar Golongan).
"Kami mengimbau tidak hanya suporter Persib, tapi juga kepada seluruh suporter Indonesia agar datang menonton pertandingan dengan baik, fairplay, tak ada isu SARA," kata Risa kepada CNNIndonesia.com, Selasa (12/9).
Pada laga yang berakhir imbang 2-2 itu, para Bobotoh melakukan aksi koreografi solidaritas atas krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar. Mereka membuat susunan kata 'Save Rohingya' di tribune.
Jika mengacu ke regulasi, lanjut Risa, siapapun dilarang untuk membawa bendera, tulisan, atau ucapan yang berbau SARA dan politik. Ia menerangkan koreografi yang ditampilkan suporter Persib Bandung kemungkinan masuk ke ranah Komdis PSSI.
Persib Bandung menjadi salah satu klub Liga 1 yang sering didenda karena ulah suporternya, Bobotoh. (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
|
Sementara itu, Bobotoh yang tergabung dalam kelompok Viking Persib Club menyatakan bersedia patungan jika panpel Persib didenda PSSI karena aksi solidaritas Rohingnya.
"Tidak masalah jika didenda. Kami siap patungan dengan membayarkan denda tersebut," terang Yana kepada CNNIndonesia.com.
Yana menegaskan, koreografi yang dilakukan para Bobotoh pada laga tersebut sama sekali tak bermuatan politis. </span> (bac)
Baca Kelanjutannya Respons PT LIB Soal Aksi Bobotoh untuk Rohingya : http://ift.tt/2wXtx55Bagikan Berita Ini
0 Response to "Respons PT LIB Soal Aksi Bobotoh untuk Rohingya"
Post a Comment