The Jakmania adalah pendukung Persija Jakarta, sementara Bobotoh merupakan fan setia Persib Bandung. Hubungan kedua pendukung ini pernah harmonis. Bahkan, saling menyambut kedatangan di tribun dengan yel-yel ciri khas masing-masing.
Permusuhan kedua kelompok suporter ini baru meruncing sekitar tahun 2000. Beragam versi penyebab pertikaian kedua suporter bermunculan. Yang pasti, masing-masing kelompok, saling menuding.
Perseteruan kedua kelompok suporter ini justru bertambah pelik ketika bentrok di luar stadion mulai saling merenggut nyawa.
Situasi ini mengundang respons dari Menterti Pemuda dan Olahraga selaku kepanjangan tangan dari pemerintah. Menpora Roy Suryo pernah mencoba untuk mempertemukan kedua pengurus klub Persija dan Persib pada 2014 silam.
Perselisihan kelompok suporter membuat Jakmania dan Bobotoh tak bisa ikut mendukung timnya saat menjalani laga tandang. (CNN Indonesia/Mundri Winanto)
|
Deklarasi Bogor yang menghasilkan enam petisi perdamaian ternyata menguap begitu saja. Selang beberapa bulan kemudian, Jakmania dilarang mendampingi Persija pada laga tandang menghadapi Persib di Bandung.
Rentetan bentrok antara kedua suporter ini terus berlanjut. Bahkan, oknum Jakmania dan Bobotoh pernah terlibat bentrok di jalan raya ketika tidak ada pertandingan yang melibatkan kedua tim.
Teranyar, seorang pecinta Persija asal Cikarang, Agen Astava (20) meregang nyawa. Ia diduga dikeroyok oknum Bobotoh di kawasan Cibitung pada 22 Mei 2017.
Menpora Imam Nahrawi pun pernah melontarkan wacana rekonsiliasi jilid II bertajuk: Jambore Suporter Sepak Bola Nasional. Namun, wacana tersebut urung terealisasi sampai saat ini.
Persib tidak bisa mendapatkan dukungan bobotoh saat menghadapi Persija di Jakarta, begitu juga sebaliknya. (CNN Indonesia/Mundri Winanto)
|
Insiasi dari Jakmania
Belum lama ini, inisiasi untuk merajut asa perdamaian justru datang dari Jakmania. Ferry Indrasjarief, Ketua Umum Jakmania, membuka rekonsiliasi dengan Bobotoh melalui pesan di Facebook pribadinya.
"Mencintai sebuah klub sepak bola adalah sebuah pengalaman yang Indah. Tapi, bila cerita perang lebih banyak mengisi otak dan hati kita, daripada indahnya cerita di tribun, saya dengan tegas mengatakan, kita sudah salah jalan," tulis Ferry.
"Lewat tulisan pendek ini, saya mengajak Viking (salah satu kelompok suporter Persib) untuk membuka dialog. Tidak ada yang tidak mungkin. Segala hal yang negatif pasti bisa kita hentikan."
"Tidak perlu perantara Polisi untuk ketemu. Tidak perlu pejabat turun tangan untuk menyelesaikan. Saya siap bertemu di manapun tempat yang kalian inginkan."
Ferry Indrasyarief mengatakan rivalitas Jakmania-Bobotoh sudah melampaui batas karena lebih didominasi oleh aksi di luar lapangan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
|
'Luar biasa sepak bola adalah hobi di dunia. Saya Yana Umar siap. Coba ke pengurus yang lain dan ke ketua kami? ##herrudjoko karna keputusan tetap ada di ketua,' tulis Yana di akun Instagram, @yanaumar33.
Bobotoh sempat mendapatkan izin mendukung Persib di Jakarta pada final Piala Presiden 2015 saat mereka menghadapi Sriwijaya FC. (Foto: AFP PHOTO / TIMUR MATAHARI)
|
"Bismillah. Damai adalah jalan terbaik. Semoga ramadhan ini memberi kita hidayah. Hayuu kita bertemu bermusyawarah dan bermufakat," tulis Heru.
Rekonsiliasi lanjutan dari kedua suporter ini membuka asa untuk menghentikan pertikaian yang sudah mengakar ke anak-anak. Dialog lanjutan pun harus dirajut secara intensif agar konflik bisa benar-benar terealisasi. (ptr)
Baca Kelanjutannya Rekonsiliasi The Jak-Bobotoh yang Tak Berujung : http://ift.tt/2gRQPmXBagikan Berita Ini
0 Response to "Rekonsiliasi The Jak-Bobotoh yang Tak Berujung"
Post a Comment