“Masih kosong. Sebaik-baiknya kami rencanakan, kalau tidak ada duitnya sulit juga. Saya kira penggunaan anggaran harus ada diskresi,” kata Raja Sapta Oktohari selaku Ketua INAPGOC kepada para awak media di O2 Club, Rabu (1/11) sore.
Dengan segala macam situasi dan prosedur, lanjut Okto, kebutuhan anggaran Asian Paragames 2018 masih besar.
Berbagai cara sudah Okto lakukan. Salah satunya adalah menekan total dana penyelenggaraan dari usulan Rp2.6 triliun, menjadi Rp1.4 triliun.
“Dengan pajak menjadi Rp1.6 triliun. Kalau mau ditekan lagi, saya tak ketemu lagi ilmunya. Kalau ada yang ahli [menekan anggaran], silakan saja,” ucap Okto.
|
“Tapi kalau kami [INAPGOC], sudah tak tahu lagi cara hitungnya. Kebutuhan-kebutuhan kami sesuai dengan standar kegiatan tingkat Asia atau continental games. Kami tak bisa pertaruhkan citra Indonesia,” tuturnya melanjutkan.
Kondisi INAPGOC kian tak menentu usai anggaran tahun 2018 yang hanya disepakati Rp 826,3 miliar.
“Buat apa jadi tuan rumah kalau ujung-ujungnya permalukan diri sendiri?” ujar Okto.
“Banyak tantangan yang harus dihadapi dan kami siap apapun situasinya, kami akan berusaha semaksimal mungkin,” ujarnya lagi.
Indonesia sendiri sejatinya punya potensi besar untuk berprestasi di ajang Paragames. Pada ASEAN Paragames tahun ini, Indonesia sukses jadi juara umum di Kuala Lumpur, Malaysia. Kontingen Indonesia pun berpeluang untuk kembali mengukir prestasi saat jadi tuan rumah Asian Paragames tahun depan. (ptr)
Baca Kelanjutannya Okto: Rekening INAPGOC Masih Kosong : http://ift.tt/2yluRkHBagikan Berita Ini
0 Response to "Okto: Rekening INAPGOC Masih Kosong"
Post a Comment