Minggu, 24 September 2017, Rossi hadir di Sirkuit Motorland Aragon dan bersiap start dari posisi ketiga. Kehadiran Rossi di hari balapan GP Aragon adalah sebuah hal yang mengejutkan. Dan fakta bahwa ia start dari posisi ketiga adalah sebuah hal yang menakjubkan.
Rossi baru saja mengalami retak tulang kaki pada 24 hari sebelumnya, 31 Agustus, saat ia serius menyiapkan diri jelang balapan GP San Marino.
Dalam pemeriksaan intensif setelah itu, Rossi diprediksi bakal beristirahat selama 30-40 hari. Rossi diyakini baru akan kembali di GP Jepang, 15 Oktober mendatang, itu pun dengan catatan bahwa ia telah pulih sepenuhnya.
Rossi akhirnya melewatkan pertarungan melawan Marc Marquez, Andrea Dovizioso, dan pebalap-pebalap lainnya di San Marino. Namun, kemudian ia punya pertarungan lain yang ia ciptakan. Rossi memutuskan bakal berlomba dengan waktu.
|
Menilik dari peluang yang ada di atas kertas, ambisi Rossi untuk jadi juara dunia sejatinya sudah melayang dari dekapannya seiring ketidakhadirannya di San Marino.
Hal tersebut membuat Rossi tertinggal 42 poin dari Marc Marquez dan Andrea Dovizioso. Bila saja dalam kondisi normal Rossi sudah kesulitan bersaing dengan Marquez, maka hal itu akan makin berat dengan kondisi kaki yang ia alami.
Comeback di Aragon pun kemudian jadi sebuah hal yang tidak logis. Pertama, karena Rossi sudah makin tertinggal dalam perburuan poin di klasemen dan peluang juara dunia sudah sangat tipis.
Kedua, karena Rossi tak akan ada dalam kondisi 100 persen di Aragon. Namun, cara berpikir Rossi bukanlah cara berpikir dengan perhitungan seperti itu. Rossi paham kondisi dirinya sendiri dan siap untuk melakukan pertaruhan.
"Cara terbaik untuk segera berada di kondisi terbaik adalah dengan berada di lintasan," kata Rossi berargumentasi.
|
Tes memuaskan, Rossi datang ke Aragon, menjalani kualifikasi yang hebat, dan memulai start dari posisi ketiga.
Sepanjang balapan, Rossi seolah menunjukkan bahwa ia bukan sosok pebalap yang baru cedera kaki, karena performanya benar-benar agresif dan menggigit.
Marquez dan Maverick Vinales tak dibiarkan dengan mudah melewati dirinya. Dani Pedrosa bahkan harus mengumbar kekecewaan karena menilai Rossi terus menutup jalur untuknya.
Rossi menunjukkan bahwa ia punya hal lain lebih dari sekadar koleksi sembilan titel juara dunia untuk bisa jadi salah satu pebalap terhebat sepanjang masa.
Rossi selalu punya gairah balap dalam aliran darahnya, yang tak pernah padam meski usianya sudah hampir mendekati 40 tahun.
|
Rossi memang tak ada di podium, namun ada kemenangan yang bisa ia rayakan. The Doctor menang dalam pertarungan lawan waktu, dan ia juga menang melawan para peragu. </span> (har)
Baca Kelanjutannya Berkaca pada 'Kemenangan' Valentino Rossi di Aragon : http://ift.tt/2xFqkbmBagikan Berita Ini
0 Response to "Berkaca pada 'Kemenangan' Valentino Rossi di Aragon"
Post a Comment