Menpora Minta PSSI Tindak Tegas Ricuh Aremania-Bobotoh

Bentrok antarsuporter mewarnai sepak bola Indonesia. Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Imam Nahrawi, pun angkat bicara.

Aremania, suporter Arema FC dan Bobotoh (pendukung Persib) rusuh usai timnya bertanding tanpa gol di Stadion Kanjuruhan dalam pekan ke-19 Liga 1 pada Sabtu (12/8).
Sempat ramai di media sosial, beberapa suporter Maung Bandung dilarikan ke rumah sakit karena bentrokan tersebut.

"Sekali lagi kami peringatkan Komisi Disiplin harus bertindak tegas, objektif, jujur, dan betul-betul menegakkan etika disiplin atau regulasi yang telah disepakati bersama-sama."

"Karenanya tentu tidak kemudian serta-merta kita langsung menghakimi suatu suporter telah melakukan kesalahan sebelum Komisi Dispilin mengambil tindakan-tindakan objektif," kata Imam kepada para awak media di Kemenpora, Senin (14/8) sore.

"Tapi intinya pemerintah betul-betul memberi peringatan kepada PSSI dan Komisi Disiplin untuk bertindak tegas. Berilah sanksi yang tegas dan nyata kepada siapapun yang melanggar," katanya, menambahkan.

Lebih lanjut, Imam mengingatkan bahwa kerusuhan antarsuporter sepak bola termasuk tindakan kriminal. Maka hal tersebut masuk ke ranah hukum.

"Mau seperti apa lagi kira-kira yang perlu dilakukan pemerintah? Pemerintah sudah memfasilitasi pertemuan suporter, saya kira itu sudah sesuatu yang menurut saya, PSSI dan Komisi Dispilin harus sadar bahwa pemerintah tidak akan main-main," ucap Imam.

Imam pun mengingatkan agar jangan sampai pemerintah turun tangan terhadap segala persoalan sepak bola di Indonesia.

"Cukup PSSI punya yang namanya Komisi Disiplin, Komisi Wasit dan Komisi Banding. Kalau semuanya itu berfungsi secara maksimal, saya kira tidak akan ada peluang bagi pihak lain untuk bermain-man untuk PSSI."

"Makanya saya kira Pak Ketua Umum PSSI [Edy Rahmayadi] tahulah solusinya seperti apa," ucapnya melanjutkan.

Let's block ads! (Why?)