Gawang Indonesia lebih dulu kebobolan di babak pertama setelah blunder yang dilakukan kiper Kurniawan Kartika Ajie. Ia gagal menguasai bola lambung dengan baik sehingga bisa dimanfaatkan Chaiyawat Buran.
Indonesia akhirnya mampu membalas lewat penalti Septian David di menit ke-61. Hadiah penalti diberikan setelah aksi individu ciamik Osvaldo Haay di area terlarang terpaksa dijatuhkan lawan.
Septian dan Osvaldo punya kontribusi penting terjadinya gol Indonesia. Namun, publik juga tak boleh melupakan peran penting Evan Dimas Darmono. Gelandang 22 tahun itu membuktikan kualitasnya sebagai poros serangan Indonesia dari lini tengah.
Evan Dimas tampil impresif saat Timnas Indonesia melawan Thailand. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
|
Sebagai playmaker modern, Evan Dimas jarang berlama-lama memegang bola. Ia justru lebih sering memindahkan bola lewat umpan pendek maupun panjang akurat, yang berhasil membuat lini tengah Thailand kewalahan.
Gelandang Bhayangkara FC ini bahkan nyaris membawa Indonesia unggul di menit ke-90. Tembakan kerasnya dari sudut sempit di sisi kiri gawang masih bisa ditepis kiper Thailand.
Kerjasama Evan dengan Muhammad Hargianto dan Septian David di lini tengah jadi motor penggerak serangan Indonesia. Namun, kinerja Evan kali ini paling menonjol.
Jawab Keraguan Publik
Meski terlalu dini, namun penampilan apik Evan Dimas di laga perdana Grup B terbilang sukses menjawab keraguan publik yang sempat mempertanyakan kualitasnya di timnas belakangan ini.
Evan Dimas sempat mengalami cedera ringan sebelum tampil di SEA Games 2017. (CNNIndonesia/Titi Fajriyah)
|
Pemuda kelahiran Surabaya 13 Maret 1995 ini bahkan sempat dicoret dari skuat Indonesia pada laga uji coba melawan Kamboja dan Puerto Rico pada Juni lalu.
Isu indisipliner dan penurunan kondisi fisik menerpa Evan Dimas selama digembleng Luis Milla. Ia bahkan sempat dicadangkan pada laga perdana Kualifikasi Piala Asia saat Indonesia menghadapi Malaysia pada Juli lalu.
Evan Dimas gagal bersinar di sejumlah turnamen sebelumnya bersama Timnas Indonesia. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
|
Setelah sukses menonjol di Timnas U-19, Evan Dimas pun masuk skuat Timnas U-23 yang berlaga di SEA Games Singapura 2015 dan Timnas senior di Piala AFF 2016.
Sayangnya, kontribusi Evan Dimas tak berhasil membantu tim Garuda meraih hasil maksimal di dua kejuaraan tersebut. Terakhir, Evan juga lebih banyak duduk di bangku cadangan di timnas senior.
Penerus Firman Utina
Kini, Evan Dimas punya kesempatan untuk membuktikan kualitasnya sebagai playmaker nomor wahid yang dimiliki Indonesia. Tipikal pemain yang jarang dimiliki Garuda sejak terakhir berada dalam diri Firman Utina.
Firman Utina bisa dibilang sebagai sosok playmaker tak tergantikan, setidaknya dalam 10 tahun terakhir. Sebuah peran yang amat mungkin diemba Evan Dimas di masa mendatang.
Sebagai playmaker modern, Evan Dimas memang tidak terlalu memegang bola secara berlebihan. Namun, ia piawai memberi umpan akurat, mengatur, dan membangun arah serangan dengan efektif.
Namun Milla juga menuntut Evan ikut bertahan dengan cerdik, bukan selalu mengandalkan tekel keras atau duel fisik.
Kini Evan Dimas diharapkan bisa kembali motor serangan Timnas Indonesia ketika menghadapi Filipina pada laga kedua Grup B SEA Games 2017 di Stadion Shah Alam, Kamis (17/8) malam. </span> (har)
Baca Kelanjutannya Kembalinya Sentuhan Magis Evan Dimas di Timnas Indonesia : http://ift.tt/2v3qDYoBagikan Berita Ini
0 Response to "Kembalinya Sentuhan Magis Evan Dimas di Timnas Indonesia"
Post a Comment