Search

Dua Mutiara di Tengah Kegagalan Timnas Indonesia U-22

Jakarta, CNN Indonesia -- Timnas Indonesia U-22 harus menelan kenyataan pahit tersingkir di babak Kualifikasi Grup H Piala Asia U-23. Meski mengecewakan banyak pihak, namun kegagalan ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi sang pelatih, Luis Milla.

Milla masih melakukan rotasi pemain di laga sepenting ini. Ia mengaku masih membutuhkan waktu untuk melakukan percobaan untuk menemukan starting line-up yang ideal.

Keputusan mengejutkan diambil Milla pada laga perdana Indonesia di Grup H melawan Malaysia. Dua pemain muda berbakat yang kerap menjadi andalan di level senior, Evan Dimas Darmono dan Hansamu Yama, disimpan di bangku cadangan.


Coba-coba yang dilakukan Milla tak berbuah manis. Tanpa kehadiran Evan dan Hansamu, Indonesia justru dibungkam Malaysia tiga gol tanpa berbalas.

Evan dan Hansamu memang sempat dikabarkan terlibat masalah indisipliner sebelum gabung pemusatan latihan terakhir di Bali. Kedua pemain ini bahkan tidak masuk daftar pemain pada laga uji coba kontra Kamboja dan Puerto Rico pada Juni lalu.

Keputusan tak populer yang diambil Milla mendapat kecaman dari suporter sepak bola Indonesia. Milla dianggap tak cakap dalam menentukan 11 pemain utama yang berujung dengan kekalahan telak.

Meski demikian, ada sejumlah pemain yang selama ini lebih banyak memulai laga dari bench justru tampil apik. Mereka adalah Gavin Kwan Adsit dan Osvaldo Ardiles Haay. Berikut ini analisis penampilan kedua pemain tersebut

Gavin Kwan Adsit

Gavin tidak masuk starter eleven pada laga perdana Grup H melawan Malaysia. Milla lebih memilih Putu Gede Juni Antara yang memang menghiasi starter Garuda Muda di sejumlah laga uji coba.

Kepercayaan untuk Gavin baru didapat pada laga kedua. Tepatnya saat Indonesia menang telak dengan skor 7-0 atas Mongolia. Pemain 21 tahun itu sukses mencetak brace atau dua gol dalam laga ini.

Posisi natural Gavin sejatinya adalah gelandang sayap. Ia bisa memainkan peran sebagai striker. Namun, Milla punya tugas berbeda untuk Gavin di skuat U-22. Ia diplot sebagai bek sayap kanan.

Gavin Kwan Adsit sukses mendulang dua gol di babak kualifikasi Piala Asia U-23.Gavin Kwan Adsit sukses mendulang dua gol di babak kualifikasi Piala Asia U-23. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)
Sebagai pemain yang memiliki naluri menyerang, Gavin pun diberkati dengan insting mencetak gol. Maka tak mengherankan jika ia berhasil menyumbangkan dua gol ke gawang Mongolia meski dimainkan sebagai full back.

Di bawah arahan Milla, Gavin dipaksa untuk mengembangkan naluri bertahan yang ternyata mampu diembannya dengan baik. Ia turut andil membantu pertahanan Indonesia tidak kecolongan gol di dua laga atau ketika ia mendapat kepercayaan tampil.

Gavin pun tak kagok untuk berduet dengan Saddil Ramdani di sektor sayap Indonesia. Kerjasama kedua pemain ini sukses mengoyak pertahanan Mongolia.

Sayang aksi impresif Gavin tidak bisa terulang ketika kembali dipercaya turun sebagai pemain inti di laga pamungkas grup melawan Thailand.

Faktor kondisi lapangan yang buruk membuat masing-masing tim untuk mengembangkan permainan terbaiknya. Alhasil, skor kaca mata menjadi hasil akhir yang adil bagi kedua tim.

Osvaldo Haay

Osvaldo juga punya cerita yang sama dengan Gavin. Yakni, mampu mengeluarkan terbaiknya meski baru mendapat kepercayaan di laga kedua atau ketika Indonesia menang 7-0 atas Mongolia.

Pemain muda Persipura Jayapura itu sukses menebus kepercayaan yang diberikan Milla dengan torehan satu gol dan assist ke gawang Mongolia.

Naluri menyerang dan bertahan yang sama baiknya membuat para pemain Mongolia kewalahan. Pemain sayap 19 tahun itu tak segan berduel dengan pemain lawan untuk merebut bola yang hilang dari kakinya.

Penampilan apiknya membuat Milla kembali menurunkannya sejak menit awal saat menghadapi tuan rumah, Thailand. Osvaldo kembali menggeser Febri Hariyadi yang sebelumnya lebih sering mengisi tempat utama.

Osvaldo Ardiles Haay mencuri perhatian pelatih Luis Milla di kualifikasi Piala Asia U-23.Osvaldo Ardiles Haay mencuri perhatian pelatih Luis Milla di kualifikasi Piala Asia U-23. (CNN Indonesia/Titi Fajriyah)
Osvaldo juga nyaris mencetak gol keunggulan bagi Indonesia di menit ke-62. Bekerja sama dengan Yabes Roni, gebrakan sporadisnya di sisi kanan pertahanan Thailand nyaris membuahkan gol.

Sayangnya, sontekan Osvaldo hanya bergulir tipis di tiang jauh gawang Thailand yang dikawal Nont Muangngam. Buruknya kondisi lapangan yang dipenuhi genangan air hujan membuat pemain sulit memainkan umpan-umpan pendek.

Skor imbang tanpa gol melawan Thailand pun menjadi kerugian bagi Indonesia yang finis di posisi ketiga Grup H dengan koleksi empat poin.

Sementara Malaysia yang sukses mengantongi dua kemenangan berhak lolos ke putaran final Piala Asia U-23 dengan status juara grup. Tuan rumah Thailand juga melaju berkat jatah runner-up terbaik.


Sebenarnya tak hanya Gavin dan Osvaldo yang tampil menonjol. Evan Dimas, Hansamu, dan Saddil juga menunjukkan permainan impresif di babak kualifikasi. Namun, ketiga pemain ini memang diproyeksikan sebagai pemain inti Luis Milla.

Kegagalan Indonesia di laga kualifikasi harus menjadi bahan evaluasi terakhir bagi Milla. Pelatih asal Spanyol itu tak boleh lagi melakukan coba-coba di SEA Games 2017 Kuala Lumpur, terlebih PSSI mengusung target juara di turnamen ini! Selamat bekerja keras Milla. (jun/har)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutannya Dua Mutiara di Tengah Kegagalan Timnas Indonesia U-22 : http://ift.tt/2h1TD0P

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Dua Mutiara di Tengah Kegagalan Timnas Indonesia U-22"

Post a Comment

Powered by Blogger.