Ironisnya, tuan rumah gagal meraih medali emas lantaran blunder kiper Malaysia Haziq Nadzli pada menit ke-38. Ia berusaha meninju sepak pojok Sasalak Haiprakhon, malah mengarahkan bola ke gawangnya sendiri.
Harian Utusan Malaysia mencatat, ini jadi ulangan sejarah kelam SEA Games 2001. Trauma bagi publik Malaysia tepatnya.
Ya, Malaysia pernah mengalami nasib nahas pula sebagai tuan rumah di SEA Games edisi tersebut. Serba identik mulai dari cara kebobolan, tempatnya, momen, dan lawan yang sama. Pokoknya serba identik.
Kiper Timnas Malaysia, Haziq Nadzli, tertunduk malu setelah melakukan gol bunuh diri ke gawangnya sendiri. (AFP PHOTO / MANAN VATSYAYANA)
|
Adalah Kamarulzaman, sang penjaga gawang Malaysia yang membuat blunder gol bunuh diri dengan tangannya. Saat itu ia mencoba menepis umpan sepak pojok Sarawut Treephan.
Bedanya, gol bunuh diri tersebut terjadi pada pengujung laga yang amat menyakitkan publik Malaysia.
Sementara pengulangan mimpi buruk tersebut terjadi akibat blunder Nadzli pada SEA Games 2017, tepat di menit ke-38.
Pelatih Ong Kim Swee duduk lemas usai timnas Malaysia dikalahkan Thailand. (AFP PHOTO / MOHD RASFAN)
|
Perasaannya semakin getir tak terperi saat wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan. Para penggawa timnas Malaysia tertunduk dan bersimpuh lemas tak berdaya, menahan kesedihan luar biasa.
Sebaliknya, skuat arahan Worrawoot Srimaka berjingkrak kegirangan karena berhasil mempertahankan predikat sebagai peraih emas di SEA Games.
"Tidak mudah menghadapi persitiwa itu, tapi ya itu terjadi. Dia (Nadzli) penjaga gawang yang sangat baik, masa depan cerah, dan saya yakin hal itu jadi pelajaran untuknya," kata Ong kepada para awak media usai pertandingan. Baca Kelanjutannya Trauma Publik Malaysia: Blunder Kiper dan Kutukan Shah Alam : http://ift.tt/2vIrmOZ
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Trauma Publik Malaysia: Blunder Kiper dan Kutukan Shah Alam"
Post a Comment