Karena, dalam pertandingan tersebut, strategi yang diberikan tidak bisa diterapkan dengan maksimal oleh para pemainnya. Hasilnya, striker Persija, Marko Simic, menjadi momok bagi tim berjuluk Ayam Kinantan itu.
Simic mencetak tiga gol atau hattrick pada leg pertama semifinal tersebut, sekaligus menempatkan satu kaki Persija di partai puncak."Sudah saya sampaikan, kami melihat Simic, tapi kami tidak secara khusus mengawal dia. Memang kelebihan dia punya postur tinggi dan penyelesaian akhir yang bagus," ujar Djadjang.
Djadjang Nurdjaman tidak segan memuji kualitas striker Persija, Marko Simic. (CNN Indonesia/T. Septian Nugraha)
|
"Ini rekrutan persija yang cukup berarti, cukup berhasil. Dia punya insting dan naluri [mencetak] gol yang tinggi," Djanur menuturkan.
Bek Reinaldo Lobo tidak bisa menjalankan instruksi pelatih untuk menjaga Marko Simic. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/kye/18)
|
Beberapa hal yang perlu dibenahi Djanur adalah problem salah pengertian di lini belakang serta inkonsistensi pemainnya yang tampak saat laga semifinal lalu. Diakui Djanur, tekanan penonton Persija tidak terlalu berpengaruh kepada Muhammad Roby dan kawan-kawan.
"Saya sangat menyayangkan waktu pemulihan yang sangat mepet, hanya satu hari. Dengann kondisi ini, kalau tidak ada latihan, kami bisa perbaiki mental. Kami belum menyerah, masih ada kesempatan walau sangat tipis," ucap Djanur. (sry) Baca Kelanjutannya Djanur Sesalkan PSMS Tidak Bisa Menjaga Simic : http://ift.tt/2nWmXpSBagikan Berita Ini
0 Response to "Djanur Sesalkan PSMS Tidak Bisa Menjaga Simic"
Post a Comment