Anthony berhasil melewati bulan pertama di tahun 2018 dengan gelar Indonesia Masters. Di babak final, Atnhony berhasil mengalahkan Kazumasa Sakai dengan dua gim langsung, 21-13, 21-12.
Dalam perjalanan di awal tahun 2018 ini, Anthony mencatat prestasi yang cukup bagus. Salah satu indikasinya adalah mengalahkan juara Olimpiade Chen Long dalam dua minggu beruntun.Anthony pun mencatat prestasi yang lebih bagus dibandingkan dua koleganya, Jonatan Christie dan Ihsan Maulana Mustofa di awal tahun 2018 ini. Sedikit mundur ke belakang, Anthony juga lebih dulu meraih gelar super series dibandingkan Jonatan Christie dan Ihsan Maulana Mustofa, yaitu ketika memenangi Korea Super Series 2017.
Anthony saat ini layak disebut sebagai pebulutangkis tunggal putra terbaik di Indonesia. Status ini berbeda dibandingkan beberapa tahun silam.
Saat masa-masa awal masuk pelatnas, Anthony masuk dalam kategori pemain dengan usia paling belia, sesuai dengan program PBSI saat itu yang ingin mengembalikan kejayaan nomor tunggal putra. PBSI pun merekrut sejumlah pemain yang masih berusia 16-17 tahun untuk ditempa sedari dini demi mengembalikan prestasi.
Namun saat itu, sinar Anthony kalah dari Jonatan dan Ihsan, juga dalam beberapa momen dari Firman Abdul Kholik dan Muhammad Bayu Pangisthu.
Jonatan Christie sempat menghadirkan All Indonesian Final melawan Anthony Ginting di Korea Super Series 2017. (Foto: CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama)
|
Saat skuat Piala Sudirman 2015 diumumkan, tim pelatih belum melirik Anthony. PBSI memutuskan menerjunkan barisan pemain muda, namun yang mereka pilih adalah Jonatan, Ihsan, dan Firman. Anthony masih ada di dalam bayang-bayang dan mengejar ketertinggalan dari Jonatan dan Ihsan.
Setahun berselang, Anthony mampu jadi bagian dari tim Piala Thomas 2016. Anthony mampu menyumbang poin di laga semifinal lawan Korea Selatan sehingga dipercaya turun di babak final dibandingkan Jonatan. Sayang, di babak final Anthony kalah dan Indonesia harus puas jadi runner up di bawah Denmark.
Setelah itu, julukan trio muda tunggal putra mulai disematkan pada Jonatan, Ihsan, dan Anthony. Ketiganya bersaing dan bergantian membuat kejutan di tahun 2016 dengan mengalahkan sejumlah pemain papan atas.
Usai momen melejit di tahun 2016, performa Jonatan-Ihsan-Anthony tersendat di tahun 2017. Memang ada sejumlah peningkatan performa, namun belum dalam taraf memuaskan. Ketiganya bisa punya level permainan yang sama dengan pemain papan atas namun belum berhasil masuk peringkat 10 besar hingga tahun 2017 berakhir.
Setelah kemajuan minim di 2017, Jonatan, Ihsan, dan Anthony dihadapkan pada misi berat di tahun 2018. Seiring usia mereka yang sudah melewati 20 tahun, sudah tiba saatnya bagi mereka untuk tak sekadar berlabel 'pemain masa depan'. Jonatan, Ihsan, dan Anthony harus menunjukkan bahwa mereka bisa jadi pemain andalan.
Melihat performa Anthony di final Indonesia Masters, terlihat jelas bahwa permainan Anthony Ginting semakin matang. Netting tipisnya makin tajam dan sulit dikembalikan, demikian pula dengan penempatan-penempatan bolanya yang makin minim kesalahan.
Selain kualitas di lapangan, mental dan kepercayaan diri adalah hal lain yang harus terus diasah oleh Anthony dan kawan-kawan.
Ihsan Maulana Mustofa harus termotivasi oleh sukses Anthony Ginting di awal tahun. (Foto: CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H)
|
Di awal tahun ini Anthony ada di depan Jonatan dan Ihsan. Rasa tak mau kalah harus ada dalam diri Jonatan dan Ihsan sehingga mereka punya motivasi kuat untuk menyaingi prestasi Anthony Ginting, demikian sebaliknya hingga mereka semua bisa menjelma jadi pemain papan atas dunia.
Tahun ini merupakan tahun krusial bagi persaingan di nomor tunggal putra. Anthony, Jonatan, dan Ihsan harus bisa meletakkan pondasi yang kokoh untuk tujuan besar meraih medali di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.
Saat ini, Lee Chong Wei, Lin Dan, dan Chen Long sudah makin dimakan usia. Nama-nama lain di 10 besar pun sejatinya bukan nama yang patut ditakuti secara berlebihan, mulai dari Kidambi Srikanth, Son Wan Ho, Chou Tien Chen, Shi Yuqi, Ng Ka Long Angus, hingga Prannoy H.S.Melihat nama-nama itu, sudah sepatutnya Anthony dan kawan-kawan punya kepercayaan diri untuk stabil berada di zona 10 besar. Ada di peringkat yang bagus, 8 besar, tentunya akan menguntungkan mereka saat mengikuti turnamen lantaran nama mereka akan masuk dalam daftar unggulan. Dengan demikian, potensi bertemu pemain papan atas di babak awal pun terhindarkan.
[Gambas:Video CNN](nva)
Baca Kelanjutannya Saat Jonatan dan Ihsan Harus Mengejar Anthony Ginting : http://ift.tt/2nmsWUtBagikan Berita Ini
0 Response to "Saat Jonatan dan Ihsan Harus Mengejar Anthony Ginting"
Post a Comment