Rossi tampil brilian di tiga seri awal meski ia tak mampu naik ke podium tertinggi. Namun dua kali runner up plus satu kali podium ketiga membuat Rossi jadi pemuncak klasemen usai seri GP Amerika Serikat.
Optimisme pun memuncak. Rossi bangga bisa meraih poin lebih banyak di tiga seri awal dibandingkan musim sebelumnya. Harapan untuk bisa bersaing dalam perburuan titel juara dunia.Namun ternyata Rossi justru menemui kendala besar saat memulai tur Eropa di GP Spanyol. Ia sudah mengeluh sejak sesi latihan bebas bahwa motor Yamaha M1 miliknya tidak kompetitif di sirkuit tersebut. Benar saja, Rossi hanya finis di posisi ke-10.
Setelah GP Spanyol, Rossi punya performa menjanjikan di GP Perancis. Ia bisa bersaing di rombongan terdepan bersama rekan setimnya, Maverick Vinales. Namun ternyata begitu balapan memasuki lap akhir, Vinales sukses menyusul Rossi. The Doctor ngotot untuk bisa kembali mendapatkan posisi pertama tetapi akhirnya ia justru terjatuh.
Kesialan Rossi makin berlanjut karena jelang GP Italia yang merupakan seri andalannya,ia justru mengalami cedera bahu. Alhasil, dalam kondisi yang tidak 100 persen, Rossi hanya finis di posisi keempat.
|
Rossi lalu sempat memenangi GP Belanda tetapi kemudian kembali hanya finis di posisi kelima di GP Jerman.
Motor Tak Kompetitif, Patah Kaki, dan Masalah Hujan
Meski mengalami sejumlah kesialan di paruh pertama, Rossi masih optimistis dalam perburuan titel juara dunia karena hanya tertinggal 10 angka dari pemuncak klasemen, Marc Marquez.
Rossi hanya finis di posisi keempat GP Rep.Ceko dan posisi ketujuh di GP Austria. Pada titik ini, Rossi mulai mengutarakan rasa pesimistisnya dalam mengejar Marquez.
“Sangat sulit, karena saya tertinggal 33 poin dan kami menderita. Di sejumlah trek kami tidak mampu tampil kuat. Honda adalah motor yang membuat kemajuan pesat dibanding tahun lalu, karena tahun lalu mereka bermasalah di Red Bull Ring,” ujar Rossi usai GP Austria.
Harapan sempat kembali muncul ketika Rossi naik podium ketiga saat motor Marquez bermasalah dan gagal finis di GP Inggris. Tetapi kemudian Rossi mengalami patah kaki jelang GP San Marinoyang jadi titik balik kegagalan Rossi jadi juara dunia.
Rossi mengalami patah kaki sehingga harus absen di GP San Marino. Para pesaing Rossi pun memanfaatkan kesempatan ini dengan sangat baik. Mereka makin menjauh dari poin Rossi.
Rossi coba menunjukkan semangat juang dengan tampil di Aragon dan sanggup finis di posisi kelima. Tetapi kegagalan di GP Jepang benar-benar mengubur mimpi Rossi untuk jadi juara.
|
"Motor Yamaha tahun ini juga memiliki masalah saat kondisi lintasan kering namun kami bisa mengatasinya dan tetap mampu tampil kompetitif. Namun begitu hujan turun, maka kami tak lagi bisa bersaing," kata Rossi.
Rossi lalu mengakhiri musim di GP Valencia dengan membawa misi persiapan musim 2018. The Doctor berharap ia dan timnya menemukan solusi atas masalah yang mereka alami sepanjang musim ini, mulai dari balapan saat hujan hingga cengkraman ban yang sering mereka keluhkan.
Secara keseluruhan, penampilan Rossi di MotoGP 2017 terbilang menunjukkan grafik penurunan. Rossi mengawali musim dengan brilian tetapi kemudian malah hanya finis di posisi kelima pada klasemen akhir musim. (jun)
Baca Kelanjutannya Valentino Rossi: Awal Indah Akhir Suram di MotoGP 2017 : http://ift.tt/2jlso2ZBagikan Berita Ini
0 Response to "Valentino Rossi: Awal Indah Akhir Suram di MotoGP 2017"
Post a Comment