Dalam diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) di Gedung Bina Graha, Kantor Staf Presiden (KSP), Jakarta, Senin (23/10), Imam menyebut prestasi bulu tangkis di pentas Olimpiade dan perubahan tata kelola sepak bola nasional sebagai hasil kerja nyata.
“Salah satu prestasi tertinggi dunia olahraga Indonesia terjadi ketika Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir merebut medali emas di Olimpiade 2016. Itu mengakhiri puasa emas yang sudah berlangsung delapan tahun,” kata Imam.Satu tahun sebelum emas Olimpiade Rio, dunia olahraga Indonesia sempat bergejolak karena kondisi persepakbolaan nasional yang sengkarut. Pada tahun pertamanya menjabat sebagai Menpora, Imam sempat bersinggungan dengan PSSI dalam menyusun cetak biru tata kelola sepak bola Indonesia.
Imam Nahrawi mengapresiasi kebijakan PSSI di bawah pimpinan Edy Rahmayadi. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H)
|
“Memang ketegasan Kemenpora itu sempat membuat banyak stakeholder yang kaget dan kemudian gaduh, terutama ketika FIFA memberikan sanksi pembekuan. Hanya saja, dengan paksaan itulah, klub-klub mulai berubah dan memperhatikan aspek hukum yang biasanya diabaikan,” bebernya.
Menurut Imam, hukuman FIFA berbuah manis dengan adanya pergantian dalam struktur kepengurusan PSSI. Kader Partai Kebangkitan Bangsa itu juga mengapresiasi keberlangsungan kompetisi sepak bola Indonesia saat ini dan langkah terobosan yang dilakukan oleh PSSI, termasuk pembinaan usia dini. (nva) Baca Kelanjutannya Menpora Sanjung Emas Olimpiade dan Reformasi Sepak Bola : http://ift.tt/2yLZy1ABagikan Berita Ini
0 Response to "Menpora Sanjung Emas Olimpiade dan Reformasi Sepak Bola"
Post a Comment