Turun di kelas 62 kilogram, Eko hanya mampu mengangkat beban seberat 306 kg. Medali emas menjadi milik atlet Vietnam, Trinh Van Vinh yang mencatat total angkatan 307 kg. Sementara atlet Myanmar, Myint Kyi, merebut medali perunggu dengan total angkatan 284 kg.
Menanggapi kekalahannya, peraih perak Olimpiade 2016 itu mengakui persiapannya sebelum SEA Games tidak optimal.
"Kaget sih tidak karena memang prestasi dan persiapan mereka lebih bagus, persiapan kami kemarin masih sekitar 90 persen. Hanya ya kami kan belum tahu situasi di pertandingan ini. Makanya sebelumnya belum berani kasih target-target tertentu," ujar Eko
Eko juga menyentil pemerintah yang dianggap kurang memperhatiakan persiapan cabang olahraga angkat besi yang tidak pernah putus menyumbang medali di Olimpade sejak tahun 2000.
"Selama persiapan, memang kami pernah ditengok di Bandung? Tidak tahu kan pemain kita bagaimana, makanan kami bagaimana. Kami semua pakai biaya sendiri dari PB yang menalangi. Jadi ya mau tidak mau, inilah hasilnya," terang mantan juara dunia junior itu.
"Dan hasil ini sudah melewati rekor-rekor di latihan. Kalau dibandingkan tahun lalu, ya memang ini lebih rendsh. Tapi kalau untuk tahun ini, ini yang terbaik," ucapnya melanjutkan.
Ketika CNNIndonesia.com menghubungi Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Imam Nahrawi terkait komentar Eko tentang persiapan, Menpora hanya menjawab singkat.
"Satlak Prima apa belum nengok kesana? Nanti saya cek lagi tentang pernyataan itu," ujar Imam.
Angkatan Eko di SEA Games kali ini tercatat lebih ringan enam kilogram dibanding Olimpiade tahun lalu, ketika ia berhasil mengangkat beban seberat 312 kg.
Kegagalan tahun ini sekaligus memutus dominasi Eko dari empat SEA Games yang telah diikutinya. </span> (nva/bac)
Baca Kelanjutannya Gagal Emas, Eko Yuli Pertanyakan Perhatian Pemerintah : http://ift.tt/2xGRGucBagikan Berita Ini
0 Response to "Gagal Emas, Eko Yuli Pertanyakan Perhatian Pemerintah"
Post a Comment