Jika melihat performa timnas, hasil imbang tampaknya cukup untuk Septian David dan kawan-kawan. Pasalnya, skuat Merah Putih belum bisa menekan kesalahan-kesalahan fatal seperti yang diharapkan Luis Milla.
Ya, sejumlah kesalahan fatal di babak pertama jadi 'nila setitik' sehingga merusak permainan Timnas Indonesia yang sebenarnya sudah lebih baik. Lebih bagus jika dibandingkan pada kualifikasi Piala Asia U-23 di Thailand.
Blunder masih menghantui skuat Indonesia. Tengok saja pada gol Thailand ke gawang Indonesia, ketidaktenangan para pemain membendung tekanan Thailand justru berbuah kesalahan.
Tampak sekali ada celah menganga ketika Thailand melancarkan umpan jauh dari tengah ke jantung pertahanan Indonesia.
Chaiyawat Buran dengan leluasa bergerak tanpa kawalan berarti saat menerima bola liar hasil kesalahan antisipasi kiper Kurniawan Kartika Ajie di dalam kotak penalti.
Dua bek Timnas Indonesia, Hansamu Yama Pranata dan Gavin Kwan Adsit, tak sigap menutup pergerakan Chaiyawat karena menyangka umpan silang yang dikirimkan ke kotak penalti itu sudah diamankan oleh sang kiper. Chaiyawat pun dengan tenang melakukan tembakan ke gawang.
Pada laga itu, Luis Milla menurunkan duet bek tengah, Hansamu Yama dan Ricky Fajrin. Itu sebenarnya bukan posisi ideal mengingat Ricky lebih sering dimainkan sebagai bek sayap.
Namun, Milla terpaksa melakukan itu karena bek tengah andalan Timnas Indonesia, Bagas Adhi Nugroho, mengalami cedera.
Milla menilai, Ricky masih bisa diposisikan sebagai bek tengah selain peran utamanya sebagai bek sayap.
Timnas Indonesia masih kerap melakukan kesalahan mendasar di babak pertama lawan Thailand. ( ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
|
Meski demikian, koordinasi di lini belakang masih sangat lemah sehingga mudah dijelajahi para pemain Thailand.
Beruntung, Thailand juga sebenarnya bermain kurang maksimal dalam memanfaatkan sejumlah peluang emas. Apalagi, kekuatan Thailand di SEA Games kali ini, tidak sebaik pada edisi sebelumnya.
Sementara satu-satunya gol balasan Indonesia tercipta melalui tendangan penalti yang sukses dilesakkan Septian David pada menit ke-61.
Aksi Osvaldo Haay dalam menerobos kotak penalti sehingga dijatuhkan para pemain Thailand memang patut diapresiasi. Hal itu yang membuat Merah Putih mendapatkan hadiah penalti.
Namun, aksi-aksi individu para pemain tanpa menekankan kerja sama tim melalui umpan-umpan cepat, jadi kesalahan mendasar lainnya.
Para pemain terlalu lama mengontrol dan menggiring bola sehingga kerap mudah diantisipasi Thailand. Hal itu tampak jelas dari sejumlah serangan Timnas Indonesia yang gampang dipatahkan skuat Gajah Perang.
Berbeda dengan Thailand, yang lebih berani dan percaya diri bermain umpan-umpan cepat tanpa terlalu lama menguasai bola. Dengan demikian, aliran bola lebih lancar dibandingkan Timnas Indonesia.
Bagaimanapun, sedikit perbaikan mulai terlihat di babak kedua. Kesalahan seperti koordinasi pertahanan mulai dikurangi dan permainan menjadi lebih kolektif dengan menekan permainan individu.
Pujian pula disematkan kepada Kartika Aji yang mampu menebus kesalahannya di babak kedua. Ia sukses menepis tendangan keras pemain Thailand, Phitiwat Sookjithumakul, dari luar kotak penalti.
Para pemain Timnas Indonesia masih lebih menonjolkan permainan individu ketimbang kerja sama tim pada babak pertama. (Foto: AFP PHOTO / Manan VATSYAYANA)
|
Jika saja sejak babak pertama para pemain tak membuat kesalahan fatal dan mendasar, hasil lawan Thailand bakal jadi cerita yang berbeda.
Yang jelas, Luis Milla masih harus mencari solusi tepat untuk terus meminimalkan kesalahan-kesalahan yang masih dilakukan para pemainnya.
Timnas Filipina sudah menunggu pada laga kedua Garuda, Kamis (17/8). Timnas pun diharapkan bermain lebih sederhana dan meminimalkan kesalahan. Baca Kelanjutannya Blunder Jadi 'Nila Setitik' di Timnas Indonesia : http://ift.tt/2w8FqWC
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Blunder Jadi 'Nila Setitik' di Timnas Indonesia"
Post a Comment