Search

'Beri Luis Milla Waktu Latih Timnas Indonesia'

Wacana pemecatan Luis Milla dari kursi pelatih Timnas Indonesia mulai menyeruak setelah lantaran Garuda Muda gagal mempersembahkan medali emas di SEA Games 2017.

Rumor pergantian pelatih mulai ramai diperbincangkan di dunia maya setelah langkah Indonesia terhenti di semifinal. Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan gagal memenuhi target emas seusai kalah 0-1 dari tuan rumah Malaysia.


Mantan pemain Timnas Indonesia Dede Sulaiman menilai wacana pemecatan Luis Milla tak punya alasan kuat. Mengingat masa kepemimpinannya bisa dibilang masih seumur jagung.

Milla resmi didapuk sebagai juru taktik Timnas Indonesia pada Januari 2017. Tujuh bulan masa persiapan dianggap kurang ideal untuk membangun kekuatan Timnas dari nol.

"Harus diakui Milla membangun tim dari nol. Pemilihannya terbatas dari yang terlihat di tim-tim besar saja. Tidak berasal dari pembinaan timnas yang berjenjang," kata Dede Sulaiman.

Pembinaan berjenjang yang dimaksud adalah pondasi timnas yang semestinya sudah dibangun dari kelompok umur. Konflik yang kerap terjadi di PSSI cukup mengganggu program pembinaan timnas yang berkelanjutan.

Indonesia gagal meraih emas setelah kalah 0-1 dari Malaysia di semifinal.Indonesia gagal meraih emas setelah kalah 0-1 dari Malaysia di semifinal. (AFP PHOTO / MOHD RASFAN)
"Program timnas kita sering putus di tengah jalan. Harusnya mulai dari 14 tahun sudah dibekali secara serius. Kompetisi usia muda juga tidak jalan. Jadi, bukan hanya faktor pelatih yang menentukan prestasi," ujar Dede.

Dede tak membantah bahwa Milla bukan pelatih sembarangan. Pengalamannya tampil di dua klub raksasa Spanyol, Real Madrid dan Barcelona, jadi modal kuat untuk menggembleng mental pemain.


Kesuksesan Milla membawa Spanyol juara Piala Eropa U-21 juga tak bisa dipandang sebelah mata. Prestasi ini jadi modal penting untuk membangun timnas usia muda yang kuat di Indonesia.

"Jadi Milla tidak sepenuhnya bisa disalahkan, dia punya pengalaman bagus baik ketika jadi pemain dan pelatih. Mungkin pemain Indonesia yang belum sepenuhnya paham strategi Milla. Itu pernah terjadi juga saat kita dilatih Wiel Coerver (Belanda)," terang Dede.

Luis Milla menjalani debut sebagai pelatih Timnas Indonesia dengan kekalahan dari Myanmar pada Maret 2017. Luis Milla menjalani debut sebagai pelatih Timnas Indonesia dengan kekalahan dari Myanmar pada Maret 2017. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami)
Dede menceritakan, Coerver memang masih menggunakan program blusukan. Meski tidak ideal di era sepak bola modern, namun cara ini cukup berhasil untuk membangun kekuatan tim di mana pembinaan pemain belum merata.

"Tak hanya fokus membenahi fisik pemain, Coerver juga menanamkan karakter dan mental percaya diri pada setiap pemain. Ini membuat tim secara kesulurahan punya karakter bermain."

Pada SEA Games 1979, Coerver bertindak sebagai penasihat teknik timnas atau kini disebut direktur teknik. Sementara pelatih Garuda saat itu diemban duet Sartono Anwar dan Hary Tjong.


"Pelatih asing penting untuk pengembangan sepak bola Indonesia seperti Coerver atau Toni Pogacnik. Makanya, saya tidak setuju jika Milla dipecat."

"Minimal Milla bisa diberdayakan jadi direktur teknik atau pelatih timnas usia muda. Tujuannya agar sepak bola kita punya pondasi dan karakter bermain cerdas sejak usia dini," tutur Dede yang lama memperkuat Persija Jakarta.

Setelah dipastikan gagal mendulang emas, Indonesia masih punya kesempata meraih medali perunggu jika mampu mengalahkan Myanmar di Stadion Selayang, Kuala Lumpur, Selasa (29/8). </span> (har)

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutannya 'Beri Luis Milla Waktu Latih Timnas Indonesia' : http://ift.tt/2gkYw5s

Bagikan Berita Ini

0 Response to "'Beri Luis Milla Waktu Latih Timnas Indonesia'"

Post a Comment

Powered by Blogger.